Tentang Laki-Laki Yang Setiap Hembus Nafasnya Adalah Dosa

Senin, 14 April 2025

Pagi telah tiba sang matahari hadir sebagai pengingat bahwa pesta dan segala macam bentuk keramaian itu harus usai. Lantas Laki-laki itu hanya tersisa menemukan dirinya seorang dengan sebotol Tequila di tangan. Hari yang terus berganti namun dia tetaplah menjadi dirinya sendiri menjalani hari tanpa jas dan dasi untuk berkelahi dengan segala macam bentuk nasib dan takdir dari sang Ilahi.



Di sepanjang jalan dia hanya menemui rasa marah atas megahnya gedung-gedung kapitalis perampas lahan resapan telah menghalangi sinar matahari yang seharusnya menjadi subsidi alami bagi masyarakat miskin kota. Namun untungnya sisa aroma parfum cinta satu malam dari perempuan yang tidak diketahui namanya itu masih bisa meredam gejolak rasa marahnya.



Dengan berusaha mencoba tenang sembari menyantap makanan, Dia akan memulai dan menutup hari itu entah dengan kesalahan atau kebenaran. Karena sudah jelas dia bukan orang yang suka belajar meski katanya orang harus belajar dari kesalahan namun baginya kesalahan adalah kesenangan dan belajar adalah sebuah sumber komedi yang memicu kebosanan jika tidak ada kesenangan.



Lagi pula kebenaran dan kesalahan tidak lebih hanya sekedar sudut pandang. Persetan benar atau salah pada akhirnya manusia akan mati juga yang jadi pembedanya hanya tentang menyandang gelar sebagai Raja Dosa atau Ahli Surga. Persetan juga dengan segala macam konsekuensi yang membawanya ke Surga atau Neraka laki-laki itu sepenuhnya percaya bahwa dirinya adalah Pelayar yang handal.



Hingga pada akhirnya malam telah tiba Laki-laki itu menunggu waktu yang tepat untuk pesta dapat dimulai, Sebuah pesta yang tidak lebih adalah sebuah peralihan atas atensi dari segala macam bentuk kemenangan, kesedihan sebagai nikmat meski berulang kali harus berurusan dengan sosok anomali dari instansi yang mengaku sebagai pangayom masyarakat yang rutin meminta hasil tes urin.



Memborong segala macam bentuk nikmat terlarang sebagaimana Adam melanggar pantangan menikmati buah pengetahuan yang membuat laki-laki itu percaya bahwa dengan kesalahan akan membawa segala macam bentuk kebermanfaatan di masa mendatang entah itu terang atau gelap yang lebih jelas dari rezim generasi emas.

0 komentar:

Posting Komentar