Kau Musuh Utama Di Sebuah Cerita

Kamis, 08 Agustus 2024

Aku tidak lagi mengerti berbagai bentuk macam skenario apalagi yang akan dibentuk untuk membunuh sebuah pribadi, oleh engkau sang maha penguasa penentu tafsir benar dan salah. Mungkin tidak lain ia adalah bentuk Tuhan modern yang hadir dalam bentuk pegawai korporasi penjaga rotasi waktu 24/7 untuk memastikan pasak selalu untung lebih besar dari pada rugi.



Persetan dengan segala macam bentuk norma dan hak manusia karena baginya segalanya hanya tentang profesi, yang amat lucu mengelak dari segala macam bentuk sopan santun kritik, Maka saat ini juga Tuhan modern itu telah berubah menjadi Tirani yang menentukan takdir pekerja sejak dari pagi hari hingga menyambut mati.



Baginya ideologi telah mati, karena dari 8 ke 5 hanya tentang transaksi jadi masa peduli tentang segala macam gundah yang orang hadapi. Pertemanan tidak lebih dari sebuah ilusi sejak segala macam bentuk komunikasi tidak lebih hanyalah kepentingan untuk memperlancar keluar masuk arus kas pada setiap transaksi yang diporsi dalam upeti.



Entahlah metode doktrin dan imaji metafora apalagi yang akan ia terapkan, Sejak semuanya harus diberikan dosis kesadaran bahwa tidak ada keluarga dalam struktural organisasi, Kita adalah keluarga tidak lebih hanya sebuah bualan, karena keluarga tidak akan pernah menghabisi siapa yang berdiri di lain sisi dalam dimensi opini karena baginya ini adalah dendam pribadi.



Dari mata sinisnya berkumpul dan berkuluh kesah adalah bentuk provokasi sejak kisah mereka yang tidak lebih hanya unit satuan korban bernasib sama saling berbagi dan berkisah. Persetan juga untuknya beserta juga dengan segala macam bualan ajakan berdialektika, karena untuknya etika tidak lagi ada, sejak sang maha tata krama lupa di tempat apa dia bertindak dan bicara yang mungkin ia telah lupa bahwa panggung telah menemui ujungnya.



Dari gang hingga jalanan semua harus mengerti segala macam bentuk status pekerja adalah buruh. maka dari itu pahami betul kemana jari tengah harus tertuju. Bagaimapun juga Ini masih bukanlah akhir. Aku akan pergi, saya akan menebar bunga di tempat yang telah menghina saya dan saya akan pergi sambil tertawa seperti Lucifer meninggalkan surga.

0 komentar:

Posting Komentar