Mimpi Basah Sang Perakit Bom Waktu

Minggu, 26 Mei 2024

Dalam berbagai sudut pendapat mimpi tidak lebih dari bunga tidur, Namun biarlah siklus mimpi itu tetap dalam pola singgah dan berlalu, setidaknya masih ada yang memberi warna kepada jiwa di kala raga terbaring menyelami malam dan purnama. Hingga pada akhirnya waktunya tiba dan semua akan berakhir sebagai tanda untuk kembali bangkit menata cita dan asa.



Hidup memanglah indah namun mimpi masih terlalu indah dan hanya berakhir sebagai utopia. Aku melihat diriku dan mereka tentang ekspetasi terjauh persinggahan di kala sepenuh mata lelah tertutup, setiap renungan terhadap jeruji derita dan lamunan di saat dinding kota terlalu begitu sempurna untuk menjadi saksi bisu atas segala macam jenis peristiwa dari manusia dan ragam kisahnya.



Menghidupi hidup sepenuhnya sebagaimana menikmati mimpi seutuhnya. Meski mimpi terlalu indah untuk diwujudkan namun entahlah jenis dosa dan pelangaran seperti apa yang dapat dimanfaatkan oleh negara untuk merenggut seseorang dari mimpinya. Aku percaya mimpi adalah bentuk kemewahan, Bermimpilah selihai Maradona atau seliar Zarathustra meski itu terlalu gila dan terlalu indah untuk tumbuh subur di Tanah.



Seperti elang yang dengan gagah mengangkasa lantas apakah terlalu gila memperoleh kebebasan dan kemudahan memperoleh kesetaraan dan kesamarataan pendidikan di bumi anarki ini? Untuk menegaskan bahwa rambut, warna kulit dan status sosial boleh berbeda namun isi dalam kepala memperoleh kesempatan yang sama. Sehingga tidak ada lagi alasan untuk mempertanyakan kesaktian sila lima dan maknanya.



Atau tentang nasib warga di ujung pelosok desa yang memperoleh kemenangan atas hak berkehidupannya sembari berpesta mengeksekusi para mafia tanah, di kala negara hanya peduli akan upeti pungutan kotak pajak dan suara. Dan tentara menjadi buta mata kala perintah komando menjelma menjadi perintah Tuhan untuk membenarkan segala macam insiden kaliber peluru yang bersarang di dada.



Wahai kekasih akan ada saat di mana romansa akan abadi, Dari tangis yang tersisa hanya air mata bahagia dalam canda tawa. Setiap orang akan menemukan definisi bahagianya dan jauh di Alengka sana Rahwana akan kembali tertawa.

0 komentar:

Posting Komentar