Dari Pablo Neruda Hingga Milan Kundera

Rabu, 15 Mei 2024

Aku berjanji tidak akan berhenti mengeja karena di hadapannya aku tak lebih hanya seorang bayi yang tidak mengenal adanya api. Begitu banyak rentetan hutangku pada sang aksara, maka dengan sepenuh mata pena dan waras yang masih tersisa dan terjaga aku akan terus menghidupinya dengan memberinya makna.



Bagaimanapun kematian akan dihadapi dan yang telah mati masanya telah terlewati. Namun bagaimana atas rasa sedih yang singgah di hati, Bermanuver dengan skenario Tuhan tentang waktu dan kesempatan yang diberi untuk memberi bumi makna, meski masih banyak tersisa berbagai rentetan luka yang masih belum terdefinisi di kolong langit ini



Aku pastikan puisi dan esai-esai indah itu akan terus abadi di Bumi ini, sebagaimana pijar cahaya pengetahuan yang sejatinya ialah tentang sebuah bentuk kebermanfaatan. Sebuah mahakarya tentang proses bagaimana memoles imajinasi ruang otak untuk mencipta dan menggapai bentuk terindah dari huruf dengan kemampuan bersajak membawanya ke titik level terjauh yang akan terus subur meski jasad telah dikubur.



Sebagaimana janji pada diri sendiri yang akan terus hidup meski kematian nampak jauh lebih menggoda dari pada kehidupan itu sendiri. Tetap berjanji kepada diri sendiri untuk terus menghidupi hidup sepenuhnya meski mengisinya dengan kegilaan untuk mencari kebahagiaan jika benar adanya sebagaimana seorang gadis cilik di kala mendapati krayon.



Persetan dengan segala macam bunyi anggapan yang menyatakan bahwa kombinasi kegilaan dan kebebasan adalah bentuk kebrutalan. Dalam sistem bahasa aku berjanji untuk tiada henti mencipta, Sebagaimana pelayar yang menjemput datangnya badai, aku sepenuh sadar akan datang menantang kutukan dan mengutuk setiap pantangan sehingga semua yang tersisa hanya tentang aku dan tulisan.



Aku harap Tuhan di sana tidak mengizinkan aku mati terlalu dini agar masih dapat untuk merawat janji untuk terus berbagi Api, Meski nampak bodoh dan terlalu dini untuk peduli tentang gambaran terindah tentang surga nanti. Namun yang pasti aku yakinkan niscaya surga nanti adalah perpustakaan dan syair-syair akan senantiasa terselip dalam senandung doa yang menenangkan jiwa dari kegelisahan.

0 komentar:

Posting Komentar