Aku hadir tidak untuk membuat semua orang dalam cerita menjadi bahagia, selalu dibutuhkan tokoh lain untuk membuat keseimbangan sebagai kesempurnaan dalam cerita. Dengan ini ku harap dunia dapat memahami tentang gelap dari sebuah sisi, sebagaimana Yin dan Yang akulah sosok yang dipilih berlabuh di sisi hitam yang menjalani peranannya sebagai perusak pesta.
Bagaimana seharusnya sang hitam untuk dapat dimengerti agar
dapat diterima oleh kekalnya variasi warna? apakah tidak lebih jauh berbeda sebagaimana
konsistennya rentetan hantaman ombak kepada sang karang, yang telah membawakan baginya
definisi keteguhan dan kemantapan untuk dapat tetap terus berdiri tegak
menantang meski dihadapkan dengan keadaan yang senantiasa menyakitkan.
Kepada matahari yang senantiasa selalu dinanti kehadirannya
dari sisi timur, di baliknya terkubur sebuah rasa iri dan kecemburuan tertinggi
dari sang purnama atas matahari, yang kehadirannya selalu menjadikannya saksi di
setiap inci di kolong Bumi ini, terhadap tahap awalan sebuah mimpi dan langkah
sederhana upaya sebagai memperjuangkan mimpi dan kehidupan.
Aku percaya bahwa Tuhan di sana siapapun nama dan
bagaimanapun bentuknya telah sengaja untuk minitipkan belati kepada sang gelap
untuk memantapkan keyakinan, akan suatu keharusan membunuh rasa iri kepada bunga
tulip yang berwarna-warni agar belajar untuk dapat mengerti tentang bagaimana eksistensi
dan kayanya hakikat makna yang ada pada dirinya.
Menjadi musuh utama pada jalan cerita dalam kehidupan yang sejatinya
tidak hanya selebar daun telinga dan sejauh mata memandang, Matahari dengan
sinarnya bisa menjadi pemantik semangat asa dalam permulaan hari, namun
setelahnya tenangnya kegelapan malam menjelma menjadi selimut ternyaman untuk sepenuh
lelahnya raga & rasa pasca berkelahi dengan nasib dan takdir yang diberi
dari sang Ilahi.
Pada akhirnya semua hanya tentang ganas dan manisnya sang waktu yang sejatinya mempunyai dua sisi untuk memeluk sekaligus membunuh. Serta harapan-harapan atas pengertian masih menjadi sebuah bentuk impian terjauh, Karena angkuhnya waktu memaksa siapapun untuk membisu atas kisah dan peristiwa tanpa peduli apapun itu.
0 komentar:
Posting Komentar