Aku tidak ingin menulis puisi lagi
Sejak kesedihan dan petaka menyelimuti
Membuat keindahan pudar dari bumi
Pengantar lemas mati
Bagaimana bisa aku menulis puisi lagi?
Sejak para Bankir IMF dan Serdadu IDF berkolaborasi
Mematahkan setiap lengan dan harapan
Yang dilawan dengan batu
Aku tidak mampu menulis puisi-puisi lagi
Sejak jenderal di Burma menodong senjata
Membuat lalat berpesta
Dalam gelimpangan mayat dan tangisan para istri
Keindahan punah dari Bumi
Sejak petani di Rembang menjalankan aksi cor kaki
Senasib dengan perampasan tanah ulayat
Yang disulap menjadi pusat rekreasi dan wadah investasi
Keindahan punah dari Bumi
Ketika dipaksa membayar uang pungli
Sembari menangisi kepergian
Kekasih yang menjadi korban tabrak lari
Walau berat aku memutuskan untuk menulis puisi lagi
Mungkin dengan darah, air mata, berita, cuaca, cinta, filsafat dan sejarahnya
sebagaimana keyakinan dan kematian kepada Tuhan yang akan tiba
Dengan segala mantra dan bahasa yang ada
Aku ingin tetap menghidupi puisi lagi
Walau dengan sakit, dengan layu, kanker dan sayu
Aku ingin terus menulis puisi-puisi lagi
Dengan ajalku sendiri
0 komentar:
Posting Komentar