Masih belum selesai aku berduka sejak tiadanya Milan
Kundera namun hariku kembali dihantam duka di kala tibanya kabar bahwa dirimu
telah tiada. Yang tidak bisa ku protes kepada Tuhan atas pemanggilan dirimu
untuk kembali ke sisinya. Membuat nestapa ini seakan tidak mempunyai akhirnya,
dan semua hanya tinggal menunggu gilirannya tiba.
Dan kembali lagi aku di sini memanjatkan doa atas
kepergiannya terlepas benar atau salahnya caraku dalam melakukannya. Aku
memilih untuk menuliskannya agar niscaya Dunia dapat membaca dan mengerti bahwa
seorang pendosa juga dapat merasakan sebuah kelamnya kesedihan, dinginnya kehilangan
dan sunyinya ketercewaan terhadap sang waktu yang tidak bisa dinego untuk
diminta menunggu.
Dengan sepenuhnya perasaan dan kesedihan yang bersemayam di dalam diriku, terdapat sebuah rasa penyesalan yang telah menemui batas akhir titik ujung di ruang kesempatan. Untuk mengutarakan tentang betapa rumitnya sebuah perasaan yang pada waktu itu telah sama-sama kita sepakatkan, bahwa nanti semuanya akan dibicarakan pada jumpa selanjutnya di minggu ke-tiga.
Sayangnya apa yang telah kita rencanakan dibalas dengan rencana Tuhan yang tiba dengan skenario terbaiknya. Walau begitu aku ingin sepenuhnya kau tahu bahwa aku telah memaafkan dirimu, Syukurlah pada akhirnya kau dapat mengerti bahwa sebuah sepenggal kata maaf tidak akan membunuhmu walau itu menjadi kata terakhir dari mu.
Demi hari-hari yang berlalu bersama dirimu juga dengan
salah dan benarnya diriku, hal apapun silih terjadi serta kondisi senantiasa berganti,
Bacalah tulisan malam dan tulisan kelam yang kuciptakan, tulisan yang
kuciptakan dalam pengaruh alkohol di sepanjang emperan pinggiran jalan Matraman
inilah tulisanku sang pendosa yang malang.
Melihat lebih jauh lagi ternyata masih ada kesempatan, karena niscaya masih selalu ada beberapa persen kita dapat berjumpa di Surga. Atau mungkin walau nanti pasca ku mati nanti kita memang tidak ditakdirkan untuk dapat bertemu, niscaya akan selalu ada beberapa persen kesempatan bagiku melihat sisi terindah dari dirimu di Surga dari sisi terburukku di dalam Neraka.
0 komentar:
Posting Komentar