Beberapa cerita tidak untuk diceritakan, serupa sebuah perasaan yang hadir untuk tidak diutarakan, dalam dinginnya diam di sana terpendam berbagai macam ekspetasi yang tidak mungkin untuk dapat terjadi lagi, tentang hasrat dan ambisi yang kini hanya dapat ditangisi kesekian kalinya lagi walau telah bergantinya purnama yang masih konsisten untuk menyinari gelapnya hati.
Dunia dan kebahagiaan adalah suatu bentuk keterpisahan,
dunia tidak dirancang untuk membuat semua pihak dapat sama rata merasa senang
dan bahagia layaknya utopia ideologi kiri. Akan selalu ada pengorbanan untuk
mencapai kebahagiaan di lain sisi, menempatkan perspektif yang ada pada
kesedihan hari ini adalah bentuk kesenangan di lain sisi pada berbagi versinya
dan lini waktunya tersendiri.
Simaklah betapa lucunya hidup menjadi binatang berakal yang
mencapai kesenangan dan kebahagiaan dari kehancuran dan kesedihan binatang
lain. Tidak ada suatu nilai yang dapat menjadi pedoman kebijaksanaan universal
yang dapat diterima untuk mendeskripsikan tentang kebutuhan mencapai
kebahagiaan. Selain teori basi yang masih dikultivasi tentang nasib dan takdir
yang sering kali tidak dapat dihindari.
Kadang di atas kadang di bawah seakan hidup hanya tinggal
menunggu giliran tentang siapa yang akan dirotasi pada pertunjukan komedi dalam
roda takdir ilahi. Tidak lebih dari sebuah penunjukan peranan tokoh tentang
siapa yang akan bahagia dan siapa yang menderita, Seperti inilah bagian menarik
dari sirkus kehidupan di mana setiap binatang mempunyai peranannya.
Cermatilah mungkin ini adalah bentuk konsekuensi yang harus
di terima dari menjadi binatang yang paling sempurna sebagai ciptaannya. Dalam
rumitnya absurditas semua ditagih memberikan suatu kepastian, selayaknya sang
kuasa memberikan fungsi akal yang juga disertai dengan kekufuran ego, dan lanskap
agung megahnya perasaan yang diliputi nafsu dan kebejatan.
Bilamana misteri telah dirumuskan sang pencipta ke setiap
hari pada jatah umur yang dapat ditempuh oleh makhluk ciptaannya, semoga setiap
binatang yang berakal dapat menerima dengan sebaik-baiknya nalar dan penyikapan
walau pada setiap skenario terburuknya ialah karena Tuhan sering kali bercanda
perihal perasaan.
0 komentar:
Posting Komentar