Sampai saat ini aku masih tak kuasa menyembunyikan senyum bahagia perihal hadiah yang terjadi di penghujung minggu yang telah memberikan warna pada hari kelabuku. Tentang ia yang datang begitu saja tanpa permisi mengetuk waktu sepertiga malamku. Entahlah tanpa adanya rasa curiga dan tanda tanya aku menyambutnya dengan sepenuh hati dan sekuat mata yang ku paksa agar tetap terjaga.
Lantas dengan sederhana ia menyampaikan rasa yang seketika
menusuk jauh ke dalam sukma. Tidak ada kata untuk menjelaskan betapa indah dan
puitisnya sebuah kalimat sederhana yang ku baca, membuat malam itu menjadi berbeda
dengan malam lainnya yang selalu memaksa untuk menyimak nestapa tanpa adanya
tempat bercerita.
Hari ini aku masih berharap angkuh kepada sang waktu agar
penghujung minggu itu tidak pernah berlalu, agar aku dapat terus kembali
berlabuh menunggu tamu yang telah datang tanpa permisi itu, untuk mengisi
kosongnya kepalaku dengan dia yang ingin ku kenal lebih jauh.
Tingkahnya telah membuat sastra kehilangan guna untuk
mendefinisikan betapa besarnya rasa bahagia yang kini aku rasa. Dan aku hanya
dapat kembali mengeja terbata-bata sembari menyelaraskan rima, agar warasku
tetap terjaga setelah luluhnya hati dan raga dilumat besarnya rasa bahagia yang
telah bersemayam sekian lama di dalam sana.
Bagaikan gravitasi nampaknya eksplanasi juga tidak berlaku
bagi orang yang jatuh hati meskipun hanya sehari dari banyaknya hari yang masih
belum pasti. Namun tidak bisa dipungkiri apa yang telah terjadi di penghujung
minggu tadi telah memberi sebuah arti pasti bagi hidup ini yang senantiasa
mengkultivasi suka dan duka seorang diri.
Jika engkau membaca ini, maafkanlah diriku yang dengan
sengaja secara diam-diam dan tersirat menjadikan mu ibu bagi anak kalimatku. Maka
sisanya akan ku titipkan kepada tempat dan waktu di mana Tuhan nanti mengizinkan
kita untuk dapat bertemu, namun jauh sebelum itu ku ingin kau tahu betapa
beruntung diriku bisa mengenal mu.
0 komentar:
Posting Komentar