Aku merenungi Tuhan hari ini yang seharusnya menjadi sumber kebenaran yang sekarang menjadi sumber pemasukan, seakan Tuhan hari ini telah dipersiapkan di atas cetak biru dengan sebuah rancangan untuk menjadikan keagungannya sebuah merek dagang oleh yang mempunyai suatu kepentingan dalam arus transaksi kapital di zaman serba digital.
Hingga bermunculan banyaknya Nabi tanpa zaman yang
bermunculan dari mesin-mesin produksi yang siap untuk didistribusi ke setiap
pelosok di bumi ini untuk dijual dengan harga tinggi, dengan misi mandakwahkan
wahyu suci korporasi tentang era globalisasi dan keindahan kemudahan transaksi
membeli barang hasil eksploitasi tenaga buruh yang selalu ditutupi dengan rapi.
Secara perlahan 25 Nabi dan Rasul hanya akan menjadi
sekedar cerita untuk sekedar belajar mengeja dan membaca, karena tergantikan
dengan berbagai Nabi baru yang hari ini hadir dalam versi terbaru 12, 13, 14
dan seterusnya yang akan terus dicipta untuk memenuhi kebutuhan standarisasi
sosial yang ada pada dalam diri manusia.
Hari dan bulan yang sama kini adalah sebuah hari raya bagi
manusia, di mana sebuah waktu yang tepat untuk membeli Nabi baru dari berbagai
macam Tuhan yang tentu saja di sana terdapat berbagai macam jenis promo untuk
membantu manusia menjangkau ketenangan nafsu duniawinya dengan mempunyai Nabi
dan Tuhan baru dalam sisinya.
Yang kini membuat siapapun berlomba-lomba melakukan
berbagai macam cara dan upaya untuk menjadi umatnya yang paling setia di sisi
grafis statistik hasil pemasaran yang tersaji dalam presentasi rapat bulanan
yang disajikan kepada para pemagang saham perusahan yang terpuaskan dari dana
yang telah mereka investasikan pada hasil keuntungan bisnis Tuhan dan Nabi.
Walau teramat sangat mustahil bila dikalkulasi maupun
diprediksi berapa jumlah keuntungan dari bisnis baru Tuhan dan Nabi, bahkan
menempatkan Yad Vashem sebagai sebuah puncak komedi bila bicara tumbal produksi
dalam upaya merebut komoditi karena sejalan dengan roda produksi selalu ada
kalkulasi untung dan rugi yang senantiasa akan selalu mengikuti.
0 komentar:
Posting Komentar