Mungkin aku bukanlah seorang temanmu yang piawai dalam memanjatkan doa dengan menggunakan ayat – ayat suci yang telah diturunkan Tuhan, maka dari itu mungkin ini adalah sebuah cara yang berbeda yang aku pilih untuk mendeskripsikan hari rabu di sepertiga minggu yang berisi kabar duka tentang kepergian dirimu di awal pagi hariku.
Aku ingat betul di hari terakhir kali kita berbagi
bercerita dan bertemu, tanpa adanya sedikit rasa ragu untuk memanjakan kebrandalan
jiwa muda yang menolak dibelenggu, kita telah merakit sebuah rencana untuk kita
tuju dipenghujung tahun itu, namun duka datang terlebih dahulu kepada kita di
hari itu tanpa siapapun duga dan tahu.
Kini kau telah meninggalkan diriku bersama dengan dunia
yang telah kita hujat dan kaji bersama pada setiap peristiwanya, dan perdebatan
panjang kita antara Haggard dan Slipknot telah menemui ujungnya, aku berharap berlanjut
dengan Avenged kontra Sepultura namun yang aku bisa sekarang hanya
menghampirimu di Pusara sembari menabur bunga.
Perihal dunia saat ini masih belum jauh berbeda sejak
dirimu telah tiada, walau aku tidak berada saat engkau menutup mata untuk
selamanya dan juga tidak bisa mengiringi menuju pusara namun besar doa dan
harapanku kepada zat yang maha sempurna agar dunia barumu di sana jauh lebih
indah dan tenang di sisinya.
Sekarang engkau tidak perlu lagi resah perihal kekejaman dan
kesombongan manusia beserta dunia yang begitu nyata mengisi riwayat lembaran bab
2 kehidupanmu dengan berbagai macam problematiknya, kini saatnya bagimu
terlelap dengan tenang disisinya karena cepat atau lembat akan tiba hari di
mana kita semua akan jumpa di dunia yang berbeda.
Hidupmu telah menitipkan diriku sebuah makna dari
rentetan kesimpulan di setiap pertemuan sehabis kita bercerita, tentang
persahabatan dan juga semangat untuk berjuang dengan membangun ulang sebuah
angan-angan yang tidak terbayangkan untuk diwujudkan tanpa kekayaan materi,
bermodal ketrampilan tangan dan kaki yang hasilnya bisa terus dinikmati sampai
pada hari ini.

0 komentar:
Posting Komentar