Ini bukan naskah tentang cinta namun naskah tentang dosa, yang dengan sengaja dan sadar aku lakukan untuk membunuh perasaan seorang perempuan pada lubuk hati terdalamnya, ini adalah cerita pengakuan diriku sang durjana yang teramat sangat bodoh dalam memperlakukan perempuan sebagaimana diriku mengagungkan sebuah keegoisan.
Tidak ada perkataan ataupun perbuatanku yang cukup
berarti guna memperbaikinya sejak aku telah sepenuhnya membunuh rasa cintanya, tidak
ada lagi Surga yang sudi untuk ku singgah, yang tersisa hanya kehangatan Neraka
dan kegelapan masa lalu yang melekat erat pada diriku setiap kemanapun diriku memulai
lembaran baru bersama orang yang ku temu.
Kata maaf mungkin kini telah bosan dia dengar, sebab
prilaku dari diriku yang tidak kunjung sadar ketika ia tegur untuk diminta
mendengar, sepenuhnya aku mengakui dosa ku secara sadar perihal apa yang ku
tujukan ke perempuan yang menjadi tempat bagi diriku untuk bercerita, berduka
dan bersandar yang ku buat cintanya mati terkapar.
Tidak lebih aku hanyalah seorang durjana barbar yang
bahkan berkabar saja sulit untuk didengar, lebih baik aku terbakar dalam
kesendirian tanpa cinta dan harapan setelah rentetan penindasan yang diriku
lakukan untuk menafkahi keegoisan yang ku beri makan dengan kebebasan dan
keliaran diriku dalam memperlakukan perasaan seorang perempuan.
Kurang cukup menjadi sosok iblis yang telah membuat
dirinya terusir dari Surga Dunia, aku bertransisi menhancurkan asmara dan
cintanya, wahai Tuhan di lapis ke berapakah bila tempat ku kelak nanti di
Neraka seharusnya berada? , bodohnya diriku yang berpikir bahwa telah berhasil
sepenuhnya mencontoh ketulusannya Rahwana dalam cintanya kepada Dewi Sinta.
0 komentar:
Posting Komentar