Abajo la inteligencia

Rabu, 18 Mei 2022

Manusia dan pengetahuan adalah sebuah kesatuan yang menentukan sebuah poros peradaban. Peradaban bukan hanya sekedar berlalunya waktu melintasi setiap zaman dan bertambahnya jumlah masehi pada lini waktu, namun menyangkut juga tentang bagaimana perkembangan budaya dan kualitas pengetahuan manusianya dari masa ke masa yang mempunyai kondisi dan problema yang senantiasa berbeda.



Berlalunya waktu tidak menjamin disertai majunya manusia dalam segi penyikapan terhadap keilmuan dan bahkan cenderung maju menuju sebuah kemunduran. Suatu kemunduruan yang akan menuntun manusia merosot menuju masa bodoh terhadap pengetahuan yang terdefinisi pada tingkah laku dan penyimpangan yang dimaklumkan dengan hak asasi yang dijadikan sebuah alasan.



Hari ini para pemikir telah mati dikhianati sebuah candu obsesi terhadap kebebasan di era modernisasi, Demi sebuah agenda tersembunyi mereka yang ada di kemudi suatu kebenaran harus dimodifikasi, sebelum terdistribusi untuk dikonsumsi setiap pribadi melalui arus media dan televisi yang rutin mereka monitori guna menanam hagemoni sejak engkau masih dini.



Kurikulum mengubah lembaga belajar menjadi layaknya sebuah penjara, memaksa setiap kepala yang berbeda untuk menjadi sama, dengan ketentuan berbagai kriteria untuk sebuah ijazah yang harus dimiliki sebagai bekal bagi setiap calon jenazah untuk berkelahi dengan kejamnya kebutuhan industri yang menagih pengganti di kala engkau atau yang lain telah terbujur mati.



Berdukalah untuk setiap matinya lembaga pendidikan swasta maupun negeri, sejak pendidikan beralih fungsi menjadi ladang komoditi untuk memanen profit tinggi dari para anak negeri yang berjibaku memperjuangkan masa depannya di kemudian hari, yang saat ini masih sebuah misteri karena besarnya mimpi dan ambisi telah terhalang biaya administrasi yang merenggut jatah nasi.



Sadarlah hari guru hanya sebuah ilusi penghormatan untuk mengapresiasi nasib para pemikir yang mengabdi di pelosok negeri, persetan untuk segala macam stigma prihal kemewahan hidup sebagai pegawai negeri karena yang benar-benar mengabdi haknya tertutupi oleh arus transaksi yang dimutilasi pada setiap lini sehingga mau tak mau harus berbesar hati.

0 komentar:

Posting Komentar