Nekropolis 495

Rabu, 22 Juni 2022

Harum bunga mawar yang terus memoar tidaklah cukup membuat aktraksi tim mawar pudar di panggung festival sandiwara IMF, sebuah festival yang memercik bara-bara Nero dari sudut sudut jalan hingga ke dalam mall yang mewarnai hikmatnya seremoni satuan grombolan penggembala yang menggiring para domba-domba dengan tarian ayunan pukulan baton.



Setiap pasang mata perlahan sudah enggan bersaksi perihal hak asasi yang perlahan membisu dan berujung mati, karena apa yang terjadi dalam masyarakat dan konstitusi harus sejalan dengan cetak biru bertajuk demokrasi, di mana masyarakat berdemo dan mereka berkreasi atas setiap kebijakan berselimut kepentingan dengan wujud kebajikan yang senantiasa tayang dalam sandiwara media.



Walau sekarang bukan lagi masa dominasi rambut cepak era dwifungsi, namun terkadang yang seharusnya melindungi sering kali menyakiti dan pasca setelahnya sering kali tidak terkendali, selama masih maraknya penggunaan kata oknum guna melindungi nama institusi yang dihuni para kriminal berseragam lengkap dengan pangkat yang mempunyai kehendak mencabut nyawa bagaikan malaikat tuhan.



Biarlah setiap Molotov di Semanggi mewakili setiap tunggal nyawa dari para tumbal demokrasi para korban penjarahan Slipi dan Klender yang sampai saat ini tertutupi oleh hagemoni yang dirancang para nyoya dan tuan pemilik kendali di ruang kemudi yang senantisa mewakili hasrat dan nafsu kami untuk menikmati apa yang tak kami dapati.



Bangunan – bangunan di sini menyimpan banyak kegelisahan dari para penghuninya walau sejatinya mereka berupaya keras menampilkan imaji keharmonisan dengan bumbu kebohongan, untuk dapat terus bertahan di kerasnya suatu persaingan yang menjunjung tinggi budaya senggol bacok dan dirampok apa yang bukan haknya adalah hal lumrah bagi insan yang terbungkam lembaran kontrak kerja.



Gang-gang sempit adalah tempat di mana tulisan ini berasal, yaitu sebuah tempat di mana ambisi dan harapan terlahirkan walau akhirnya sering kali terpatahkan karena keadaan yang bertentangan dengan harapan, mendorong seorang insan untuk harus berani berkelahi menghadapi kenyataan untuk memperbaiki keadaan walau harus mengorbankan berbagai macam kenyamanan.

0 komentar:

Posting Komentar