Hari di awali dengan sembutan sang mentari sebagai pertanda untuk mengakhiri mimpi dan segera kembali menghadapi kenyataan yang akan terus berulang hingga masuk ke liang, sehingga tidak ada lagi alasan bagi jiwa untuk hilang dalam bimbang karena telah sejatinya berada di ambang untuk menjadi pemenang atau pasrah menunggu tumbang.
Menelusuri kebijaksanaan melalui berbagai macam sumber
bacaan dan cobaan yang bisa direnungkan untuk mengisi pengetahuan ke dalam
ruang pikiran. Pesta literasi akan menjadi saksi tentang upaya memperbaiki diri
menjadi lebih baik lagi dari hari ini, besok dan seterusnya sebagaimana kodrat
manusia yang tetap selalu erat dengan stigma dan prasangka.
Sebab pasti kita semua banyak beda namun tetap satu dalam
pena sehingga saling kritik adalah bagian awal pesta menyiasati Mayapada, maka petiklah
setiap diskusi yang selalu menghadirkan arti yang senantiasa harus dikaji untuk
dibagi guna mengedukasi diri sendiri dan orang lain dalam ranah pemahaman yang
didapatkan melalui buka obrolan walau saling bersebrangan.
Perbedaan pemahaman akan melahirkan pemahaman yang
berbeda juga bagi logika dan doktrin yang cenderung memicu pertentangan
berkelanjutan. Sebab perbedaan di berkehidupan bukan sekedar yang terdefinisi
antara hitam dan putih bertajuk filosofi Yin dan Yang, lebih dari itu merah,
biru dan jingga juga merupakan bagian dari sebuah perbedaan yang harus dipertimbangkan.
Mayapada menuntut semua untuk saling mengerti bukan
sekedar mengetahui dan lantas berikrar lalu beringkar, semua aspek saling
terhubung 1 sama lain bagaikan sebuah lingkaran yang di dalamnya menaungi
segala macam perbedaan latar belakang pemahaman dan bermacam-macam jenis
pemikiran liar dan imajiner manusia yang beragam dan cenderung tidak sejalan.
Keadaan yang akan menunjukan siapa kita baik saat susah
maupun mudah dalam menyikapi perbedaan, persetan dengan butiran pasal yang
menyangkut toleransi dan hak asasi, bila mana diri sendiri tidak mampu memahami
sebuah perbedaan maka toleransi dan hak asasi hanyalah sebuah angan-angan yang
hanya jadi dambaan atas doktrin yang tercantum dalam buku pelajaran
kewarganegaraan.
0 komentar:
Posting Komentar