Tuhan Yang Dengan Sengaja Aku Tinggalkan

Rabu, 12 Januari 2022

Engkau adalah suatu bentuk kebesaran yang mengkaruniakan hidup diri ini nyawa dan akal, namun diri ini terlalu binal dalam menggunakan akal karena sering kali bertindak meninggalkan sang pemberi akal, engkau yang maha sakral aku tinggalkan dengan bengal layaknya skenario pada film jagal yang sengaja diredupkan agar tidak dikenal.



Kebinalan yang ada pada diriku telah menuntun ku melampaui standarisasi dari nakal yang tidak bisa ditoleran, sepertinya akal yang engkau berikan adalah suatu bentuk kombinasi lain dari anugerah dan petaka, sejak manusia yang bernyawa dan sehat secara jasmani dan rohania engkau beri kelulasaan dalam menggunakan akal sehat.



Aku menyakini bahwasanya setiap yang engkau karunia akal dan kemampuan daya nalar akan diuji pada sebuah pilihan, dimana latar belakang wawasan dan pengalaman akan menjadi penentu dalam sebuah keputusan, namun engkau juga mengkaruniakan diriku nafsu sehingga untung dan rugi termasuk dalam kalkulasi kala dihadapkan pada sebuah pilihan yang secara garis besar menyinggung dan bertentangan dengan akidah.



Untuk mu yang maha mengatahui dan mengkehendaki setiap kejadian di persinggahan, apakah pilihan yang engkau hadapkan pada ku adalah suatu bentuk ujian berbasis decoy effect Ilahi? guna menguji kualitas kebijaksanaan ketika akal beserta nafsu dan  keuntungan pribadi diposisikan bertentangan dengan akidah seorang hamba Tuhan.



Kebutuhan akan sosok Tuhan hari ini mungkin hanyalah sekedar sebagai pelengkap kewajiban di kolom kartu identitas belaka yang dipersulit rentetan birokrasi, membuat ku pada hari ini lebih memilih bagaimana cara menghadirkan sepiring nasi dari pada sang kuasa pemilik rezeki, karena kelaparan dan kenyataan hadir secara bersamaan dalam ruang kehidupan yang bisa dirampas dan ditindas secara berkelanjutan.



Iman sering kali naik dan turun bagai candlestick pasar uang dan bursa saham yang mempengaruhi pokok kebutuhan dan keinginan dalam berkehidupan menjadi naik dan turun, dengan definisi lain kehadiran Tuhan hanya dibutuhkan kala diri ini mencapai titik terendahnya, namun ketika diri ini telah kembali di atas awan karena kebutuhan dan keinginannya terpenuhi Tuhan beserta Nabi dan ajarannya kembali menjelma menjadi dongeng belaka media pelipur lara bagi diri yang sedang dilumat kesulitan.

0 komentar:

Posting Komentar