Jawaban terkadang tidaklah hadir dalam kata yang terucap, ada saatnya tindakan mengambil giliran sebagai jawaban dalam mengambil keputusan ataupun sebuah penyikapan terhadap suatu persoalan, lantas semampu manakah dirimu dapat memahami tindakan yang diambil orang lain? dan apakah engkau sanggup berlapang dada jika menerima jawaban yang hadir bukan dalam bentuk kata-kata.
Sudah seharusnya bagi setiap mereka yang bernyawa dan
berakal untuk beradaptasi dengan kejamnya mencari kepastian dalam berkehidupan,
langkah kecil dimulai dengan mematikan saklar kesombongan dan menyambut
keterbukaan dan penerimaan benar dan salah, untuk mulai mengarungi lautan
filosofis dan samudra sudut pandang demi mencumbu indahnya kebijaksanaan dalam jawaban.
Kepergian adalah salah satu tindakan yang penuh makna
untuk dipertanyakan, emosional sangat melibatkan kepergian yang membuatnya
sering disalah artikan dan membuat anggapan bahwasanya kepergian adalah
anggapan bentuk ketidakmampuan, kebosanan dan kekalahan, sejatinya kepergian itu
meliputi perasaan, kepedulian dan rasa sayang dari mereka yang memutuskan pergi, yang sering kali sangat membekas dan menyakitkan di hati.
Suatu kejadian hanya akan menjadi jawaban bagi siapapun
yang mau mempelajari keadaan, baik itu tentang mempelajari masa lalu ataupun
memperkirakan setiap kemungkinan yang terjadi di masa depan dengan memutilasi
masa kini, sehingga adapun opsi yang tersisa adalah ketidak mungkinan yang bisa
menjadi kejutan dalam pencarian jawaban yang belum tentu berisi kepastian.
Jawaban tidak hadir dari waktu yang mengalah, ruang dan
waktu hanya bisa menjadi latar dalam kisah, yang engkau bisa hanya terus
berusaha karena ruang dan waktu perlahan akan mulai menyiksa, sebab momentum
dan kesempatan tidak dapat dibekukan keduanya datang di waktu yang tidak engkau
duga dan juga sirna di saat yang tidak pernah engkau kira.
Tantangan sejati dalam menemukan jawaban terletak dalam
memberikan kepastian yang dapat dipertanggungjawabkan dalam momentum dan
kesempatan yang tiba, ucapan yang keluar tanpa tanggung jawab hanya menjadi intonasi
suara belaka yang keluar dari rongga mulut, dan tindakan tanpa tanggung jawab tak
lebih dari sekedar kejadian.
0 komentar:
Posting Komentar