Entahlah kapan terakhir kali aku dapat tidur dengan nyenyak dan damai, sehingga aku memperoleh sebuah mimpi penuh filosofi yang wajib untuk dipelajari lebih dalam lagi, aku menyakini sepenuhnya bahwa mimpi bukan sekedar tragedi ataupun komedi di dunia imaji lebih dalam dari itu mimpi adalah sebuah pesan yang tersirat banyak arti.
Bagai Ibrahim dalam mencari dan bertanya sepanjang hari
selagi mencari siapa tuhannya untuk disembah, pasca itu aku berlalu lalang
berharap mimpi itu terulang agar dapat ku dulang kembali semampu sebaik-baiknya
diriku dalam menggunakan akal dan daya nalar, untuk ku tafsir dan adopsi bagai
santri tanpa kyai dan pesantren.
Mimpi tersebut bercerita tentang harapan yang tidak
selaras dengan kenyataan kehidupan yang telah ku hadapi dan jalani, yang sampai
kapanpun tidak akan pernah mengenal jalan pulang, sebab mimpi tersebut adalah
definisi dan rangkuman singkat dari apa yang telah lama aku harapkan dan
dambakan dalam berkehidupan.
Dalam mimpi tersebut menjabarkan kesenangan dan
kebahagiaan yang aku peroleh dari apa yang aku dambakan, mimpi mengajarkan tentang
konsekuensi dan setiap kemungkinannya, karena duka dan bahagia mempunyai
imbasnya baik pada hari ini maupun di waktu yang akan datang, bahkan sampai ketika
menjelang aku mati konsekuensi dan imbas tersebut masih akan terus berlaku dan
berarti.
Darinya aku sadar bahwasa esensi dari kebebasan bermimpi
bukanlah hanya tentang sekedar berkhayal senakal dan segila mungkin, tapi tentang
bagaimana cara menyikapi dan bertanggung jawabkan mimpi tersebut, bilamana
sebuah mimpi menjadi kenyataan maka harus ada yang bersedia memikul kewajiban
mengemban pertanggung jawaban atas kenyataan dalam kehidupannya.
Karena bagaimanapun seorang pemimpi hanya menjadi sebatas
pemimpi sampai detak jantung terakhir dalam takdir, bila tidak ada usaha dalam memikul
tanggung jawab yang menjembatani antara kenyataan dan impian, pada akhirnya mimpi
tersebut hanya akan berlabuh pada ucapan yang segera membusuk untuk dibahas
lagi pada keesokan, karena implementasi dari kehidupan ialah kenyataan dan
impian hanyalah sebuah perlengkapan membangun angan di kala kenyataan sangatlah
sedih dan menyakitkan.
0 komentar:
Posting Komentar