Telah menjadi candu bagi hati dan urat nadi yang mewarnai dan memberi arti sebab kehadirannya akan mempengaruhi emosi dan berjalannya hari, maka siapapun rela mendedikasikan waktu, tenaga dan pikirannya demi sang pujaan hati yang sering kali menjadi tempat untuk kembali dan berbagi di kala hari berakhir begitu senang maupun sedih.
Siapapun punya cara dan gayanya tersendiri di hadapan
sang pujaan hati, kebertolak belakangan karakteristik sangatlah dimaklumi,
sebab perbedaan itulah yang membuat setiap orang mempunyai maknanya tersendiri
dalam upayanya berdedikasi untuk memperjuangkan ambisi yang telah direncanakan
untuk dipersembahkan kepada sang pujaan hati demi membuatnya senang dan tetap
menjadi milik dirinya sendiri.
Dalam berjuang seseorang bisa dianggap sebagai pahlawan
maupun durjana, perbedaan kondisi dan nasib dapat menuntut dan menciptakan
dorongan bagi seseorang untuk menempuh jalan – jalan gelap demi membahagiakan
sang pujaan hatinya, tak perduli apa yang harus digadaikan dan dilakukan demi
nafsu yang terbungkus dalam kesenangan dan senyuman cara apapun akan dianggap
pantas.
Benar dan salah hanya sekedar persepsi dan anggapan,
keduanya adalah pertentangan perbedaan sudut pandang antar pribadi, sebab baik
dan buruknya upaya seseorang dalam memperjuangkan bentuk cintanya hanya dapat
terdefinisi oleh dirinya sendiri dalam berupaya sebaik-baiknya demi
mempersembahkan yang terbaik bagi sang pujaan hatinya.
Di zaman dan peradaban yang kian maju dan modern dosa dan
pahala tidak lagi menjadi pertimbangan manusia, karena untuk memenuhi kebutuhan
akan cinta sering kali membutakan akal sehat manusia untuk mengabaikan nilai-nilai
agama yang begitu sakral, walau sejatinya agama dari dahulu kala sudah menganjurkan,
mengajarkan dan mengatur cinta beserta bentuk-bentuknya sebagai pedoman untuk
yang meyakininya.
Karena bagi manusia cinta dan nafsu adalah keajaiban yang
tak bisa dipisahkan, kenyataan menuntut kita untuk belajar menerima keduanya
sebagai kebutuhan yang mempunyai peranan penting bagi manusia dalam menjalani
dan memaknai hidupnya, sehingga kehadiran akal dan iman diharapkan dapat
membimbing manusia dalam mewujudkan bentuk cintanya baik bagi dirinya sendiri
ataupun kepada orang lain.
0 komentar:
Posting Komentar