Ini adalah salah satu fenomena dan problema dalam kehidupan romansa kaum muda, ada yang berbahagia, ada yang menjadi petaka dan ada juga yang digantung tanda tanya. Usia yang masih muda serta hausnya ambisi eksplorasi untuk menemukan jati diri mendorong kaum muda masuk ke ranah romansa untuk mencari pasangan atau hanya sekedar mencari hiburan ataupun pelampiasan.
Laki-laki ataupun perempuan bisa menjadi korban maupun pelaku,
dalam absurditas romantika romansa yang tak kenal belas kasihan, romansa dapat
membuat siapapun bahagia, dan romansa juga bisa membuat perasaan siapapun dapat
dipermainkan dengan begitu mudah oleh mereka yang tidak punya hati dan
nilai-nilai kemanusiaan.
Tulisan ini ku rangkum berdasarkan pengalaman pribadi dan
kawan-kawan, yang aku persembahkan kepada kalian yang menjadi korban ataupun
pelaku dalam kejahatan romansa.
Ketertarikan pada seseorang sering kali membuat kita
melupakan kesadaran untuk meninggalkan akal sehat dan menggadaikan hal-hal
berharga terhadap seseorang yang bukanlah siapa-siapa bagi diri kita.
Sering kali kita hanyut dan terbutakan oleh nafsu yang
menjadi daya tarik dan pemikat bagi diri kita untuk meninggalkan logika dan membebankan
raga hanya untuk sebuah pujian dan sanjungan anekdot belaka.
Persetan anggapan bahwa cinta adalah perjuangan, sebab
pada kenyataannya masih banyak di sekitar kita yang memanfaatkan perjuangan
orang lain untuk memperoleh keuntungan secara personal tanpa peduli perasaan
dan perjuangan individualnya itu sendiri.
Sadarlah! bahwa pujian dan perlakuan romantis darinya
hanya sebuah ilusi agar seakan-akan dirimu begitu berarti baginya, yang
sejatinya dia sama sekali tidak perduli dan hanya menganggap dirimu sebagai
komedi yang dijadikan komoditi.
Aku sama sekali tidak mempunyai rasa hormat kepada
siapapun engkau baik laki-laki maupun perempuan yang mempermainkan perasaan
seseorang secara sengaja hanya untuk dimanfaatkan dan dieskploitasi secara
berkelanjutan.
Sebab sajatinya memperoleh perhatian lebih dari orang
lain adalah suatu kehormatan yang harus diikuti dengan kebijaksanaan untuk
menyikapinya, untuk menghargai satu sama lain sebagai makhluk yang sama-sama
mempunyai akal dan perasaan.
Namun sayangnya engkau memilih menjadi binatang, yang
hanya mencari kebutuhan dan keperluan untuk keberlangsungan hidupmu semata
tanpa mempertimbangkan dampak baik dan buruknya bagi dirimu ataupun orang
sekitarmu.
Semoga tuhan masih memberikan kesempatan untuk memberikan
kembali sisi kemanusiaanmu untuk memanusiakan manusia secara nurani dan
berperasaan.
0 komentar:
Posting Komentar