Kini telah ku larutkan diriku ke dalam lautan tanda tanya untuk bertanya perihal apa, siapa, dan bagaimana, hingga pada akhirnya aku dilumat gelisah yang membuatku resah dan secara perlahan membuat ku menjadi gila, untuk mengabaikan kondisi dan realiti untuk merancang dan menghidupkan mimpi dan ambisi yang tak berlandaskan kalkulasi.
Berpikir liar dan radikal sering kali membuat orang-orang
di sekitar ku beranggapan bahwa aku adalah kriminal, yang hidup melalui skandal
dan tindakan tak bermoral bahkan setiap kosa-kata yang ku gunakan dalam
berlingual dianggap sebagai bentuk prilaku vandal atas nilai-nilai norma dalam kehidupan
bermasyarakat yang konon katanya mengedepankan tata krama dan etika sebelum latar
belakang personal.
Nyatanya sejak segalanya mulai tersaji secara instan dalam
kanal dan platform virtual, perlahan orang-orang mulai mengabaikan dan
meninggalkan norma serta nilai-nilai etika dalam bersosial, bahkan di antara mereka
rela menggadaikan segalanya untuk sebuah status di media sosial yang begitu sakral
di hadapan kamera dan sudut pandang masyarakat digital.
Di malam hari aku meratapi apakah diriku dianggap
menyimpang hanya karena tertinggal jauh dan terbelakang terkait apa yang sedang
viral di dunia virtual, sebab yang paling sering aku temui hanyalah fenomena
degradasi sosial dalam bentuk kebodohan yang bersembunyi dibalik esensi kebebasan
berekspresi yang disajikan dengan narasi dan illustrasi untuk menghegemoni pola
pikir setiap pribadi.
Pada dunia virtual ini semua orang dipukul rata di bawah
ketentuan dan kebijakan platform namun sayangnya mereka menjadi rela membohongi
diri, untuk memperoleh sorotan dan perhatian dari banyak pihak, orang-orang dengan
sengaja memalsukan kebenaran aktualnya untuk suatu anggapan dan pengakuan dari
orang lain terhadap dirinya.
Kini tiba masanya di mana semua orang dituntut untuk
beradaptasi dengan ganasnya lautan kebohongan dan kemunafikan yang sudah dimaklumkan
untuk dikonsumsi publik dan dimonetisasi demi keuntungan pribadi serta menghegemoni
nilai-nilai terselubung ke dalam pola pikir yang dapat merusak jati diri.
0 komentar:
Posting Komentar