Braggadocio

Kamis, 22 Juli 2021

Kini telah ku larutkan diriku ke dalam lautan tanda tanya untuk bertanya perihal apa, siapa, dan bagaimana, hingga pada akhirnya aku dilumat gelisah yang membuatku resah dan secara perlahan membuat ku menjadi gila, untuk mengabaikan kondisi dan realiti untuk merancang dan menghidupkan mimpi dan ambisi yang tak berlandaskan kalkulasi.

 


Berpikir liar dan radikal sering kali membuat orang-orang di sekitar ku beranggapan bahwa aku adalah kriminal, yang hidup melalui skandal dan tindakan tak bermoral bahkan setiap kosa-kata yang ku gunakan dalam berlingual dianggap sebagai bentuk prilaku vandal atas nilai-nilai norma dalam kehidupan bermasyarakat yang konon katanya mengedepankan tata krama dan etika sebelum latar belakang personal.

 


Nyatanya sejak segalanya mulai tersaji secara instan dalam kanal dan platform virtual, perlahan orang-orang mulai mengabaikan dan meninggalkan norma serta nilai-nilai etika dalam bersosial, bahkan di antara mereka rela menggadaikan segalanya untuk sebuah status di media sosial yang begitu sakral di hadapan kamera dan sudut pandang masyarakat digital.

 


Di malam hari aku meratapi apakah diriku dianggap menyimpang hanya karena tertinggal jauh dan terbelakang terkait apa yang sedang viral di dunia virtual, sebab yang paling sering aku temui hanyalah fenomena degradasi sosial dalam bentuk kebodohan yang bersembunyi dibalik esensi kebebasan berekspresi yang disajikan dengan narasi dan illustrasi untuk menghegemoni pola pikir setiap pribadi.

 


Pada dunia virtual ini semua orang dipukul rata di bawah ketentuan dan kebijakan platform namun sayangnya mereka menjadi rela membohongi diri, untuk memperoleh sorotan dan perhatian dari banyak pihak, orang-orang dengan sengaja memalsukan kebenaran aktualnya untuk suatu anggapan dan pengakuan dari orang lain terhadap dirinya.

 


Kini tiba masanya di mana semua orang dituntut untuk beradaptasi dengan ganasnya lautan kebohongan dan kemunafikan yang sudah dimaklumkan untuk dikonsumsi publik dan dimonetisasi demi keuntungan pribadi serta menghegemoni nilai-nilai terselubung ke dalam pola pikir yang dapat merusak jati diri.

0 komentar:

Posting Komentar