Surat Cinta untukku Dan Dunia [Bagian 3]

Sabtu, 06 Februari 2021

Selamat malam wahai diriku, yang terbentuk dari segala maksiat dan nafsu dunia yang sesat, sebagai pendosa yang giat mengeksplorasi selak-beluk sisi baik dan buruk dunia serta manusianya.



Maka tibalah kita di salah satu bagian paling rumit dan absurd dalam roda komedi kehidupan yaitu cinta, kita sudah lelah berkelana mengarungi lembaran-lembaran buku untuk mencari tau makna dan definisi murni “Cinta Sejati” antar manusia.



Kita berdua memiliki rasa penasaran yang amat kuat terhadap definisi “Cinta” yang sampai kini belum terjawabkan, bahkan kita berdua pernah bersepakat bahwa cinta sama halnya seperti narkotika



Tentu saja kita punya alasan yang kuat untuk menyamakan cinta dan narkotika, dengan mengamati peristiwa di lingkungan sekitar dan tiba-tiba terdengar kabar di televisi tentang pembunuhan dengan latar belakang rasa cemburu, bagai kartel narkoba yang saling sikut memperebutkan plaza, dari situ kita berdua berani menyimpulkan bahwa cinta adalah narkotika bagi jiwa dan raga,



Maka kita percaya dan sepakat bahwa.



Siapapun bisa membunuh karena cinta, walau tujuan dari cinta adalah menyatukan, siapapun bisa kecewa karena cinta, walau tujuan dari cinta adalah membahagiakan, siapapun bisa berkhianat karena cinta, walau tujuan dari cinta adalah mempercayakan. Dan siapapun harus merelakan walau tujuan dari cinta adalah memberikan harapan.



Wahai diriku, sepertinya kita telah menemukan titik buntu dalam pencarian kita tentang definisi “Cinta Sejati”, maka mari kita coba belajar dari alam untuk mencari definisi cinta sejati dan mulai bertanya.



Apakah cinta sejati seperti matahari dan bulan yang saling mengisi peran dalam ikatan sistem tata surya yang sempurna?



Apakah cinta sejati seperti Karang yang berdiri tegak dan menetap, walau dihajar ombak setiap waktu tanpa pernah merasa bosan?



Apakah cinta sejati seperti Pohon yang menjadi rumah bagi burung-burung tanpa mengharapkan timbal balik?



Apakah cinta sejati seperti Ruang dan Waktu yang selalu bersama menyaksikan setiap peristiwa kehidupan di dunia?



Wahai diriku, maafkanlah aku telah mempersulitmu dalam perjalanan kita terhadap pencarian definisi “Cinta Sejati” , selagi kita masih mempunyai jatah usia yang diberi sang ilahi, mari kita eksplorasi kembali bagian-bagian yang terlewat yang belum kita pahami , karena kita berdua yakin bahwa “Cinta” adalah hak bagi setiap individu dan mempelajari serta mentafsir lebih lanjut tentang “Cinta” adalah kebebasan.

0 komentar:

Posting Komentar