Surat Cinta untukku Dan Dunia [Bagian 2]

Senin, 01 Februari 2021

Cepat atau lambat tapi itu adalah hal yang mutlak dan pasti, bahwa sewaktu-waktu ajal akan datang menjemput kita.



Namun diri kita terlalu brengsek untuk menikmati ajal, kita terlalu sibuk dan asyik menari-nari di dalam gemerlap lingkaran kemunafikan dunia yang bersifat semantara dan hanya pacuan nafsu belaka.



Yang kita lakukan hanya mengabaikan dan menertawakan ajal bagai presentasi Percy Fawcett dan ambisi terhadap ekspedisinya.



Wahai diriku, pernahkah engkau memprediksi bagaimana kita ketika dijemput sang perlaya?

Kenyataan yang harus diterima ialah kecil kemungkinan bahwa kita akan dijemput maut dikala sedang beribadah menghadap sang Esa seperti yang diharapkan kebanyakan orang.

Jika Teori bahwa keadaan orang meninggal berdasarkan kebiasaannya adalah “benar”

Maka ingatlah wahai diriku, kemungkinan kita berdua mati dalam keadaan baku tembak ataupun dihadapan di hadapan regu tembak yang nampak gagah dengan senapan dan siap menerima perintah.



Wahai diriku, kita adalah kepribadian yang terjebak dalam satu jiwa dan raga, dengan komposisi 1 nyawa dan jutaan mimpi, kita harus sadar bahwa eksploitasi terhadap orang lain kini sudah menjadi hak asasi yang berevolusi menjadi komoditi.



Wahai diriku, percayalah bahwa tidaklah mungkin untuk memasukan kembali apa yang telah keluar dari kotak Pandora, yang bisa kita lakukan hanyalah berupaya dan belajar, walaupun hanya tinggal sedikit harapan semata yang tidak boleh kita sia-siakan begitu saja.



Wahai diriku, bila Romeo dan Juliet nampak serasi, maka apa artinya AK47 tanpa amunisi?

Karena itu buatlah dirimu selalu haus akan wawasan dan pengalaman, bagai bangsa Viking yang haus mengeksplorasi lautan, sebab engkau hanyalah seorang manusia yang sewaktu-waktu bisa mati begitu saja dengan cara apa saja.



Seperti yang telah kita sepakati adalah bahwa kita tidak boleh mati di tempat tidur, sebab setiap hari bagi kita adalah pemberontakan di dalam rotasi kehidupan bermasyarakat yang jauh dari tata krama



Maka bersegerahlah engkau bermimpi dan memprediksi tentang kemungkinan bagaimana kita berdua mati, dengan cara yang tak terduga, di waktu yang tak diinginkan dan di tempat yang tidak seharusnya.

0 komentar:

Posting Komentar