Menulis. Euforia Menyambut Mati

Rabu, 16 Agustus 2023

Aku tidak tau pasti bagaimana nanti ketika Izrail datang menjemput ku, yang jelas saat ini aku masih punya waktu sebelum sabitnya tepat berada di leherku. Selalu ada sebuah harapan terjauh untuk mati dalam sebaik-baiknya keadaan, tanpa sebuah penistaan maupun pengkhianatan terhadap janji-janji yang belum dapat terpenuhi sewaktu oksigen masih dapat terkonversi paru-paru takdir.



Cepat atau lambat diriku tetaplah menuju mati, kematian yang lebih dingin dari sekedar hilangnya roh pada raga, besar harapan agar seterusnya masih bisa dapat bertahan sebelum tiba waktunya untuk berpulang ke padanya. Semoga untuk kewarasan dan kemanusian yang ada tidak mati lebih awal sebelum raga terkubur di bawah tanah.



Aku titipkan riwayat tunggal hidup nyawa ini ke dalam aksara yang membendung segala macam bentuk kesenangan, kesedihan dan kegilaan hasrat manusia yang pernah bernyawa dan hadir di dunia. Niscaya dapat terus engkau baca di kala lelah menjajaki wajah kota yang terlalu berdosa atau malam kelam yang begitu mencekam.



Sengaja aku akan membuat huruf-huruf itu marah, ketika mereka disusun menjadi sebuah kalimat yang berisi gejolak dan hasrat muda yang plin-plan dalam pasang surutnya gelombang perubahan idealisme secara radikal. Yang hanya sepenuhnya percaya bahwa dirinya hidup setiap hari dan hanya mati satu kali, sebuah pemicu untuk mengambil setiap kesempatan dari sekian banyak kemungkinan yang bermunculan.



Demikian juga akan selalu ada gejolak nafsu yang membuntuti di setiap kemungkinan yang telah aku pilih dan jalani, termasuk juga di dalamnya tentang berbagai kisah cinta yang akhirnya ditutup dengan air mata. Seakan kebahagiaan hanya hadir di dalam  kisah dongeng dan fabel belaka. Namun berkaca dari mistisnya senyum ibunda walau berat aku tetaplah percaya bahwa kebahagiaan di dunia masihlah tetap ada.



Meski perlahan keindahan akan punah dari bumi. kebahagiaan dan keindahan ia akan tetap lahir dari gelapnya jurang keburukan dan tajamnya kesedihan, Aku percaya bahwa siapapun yang masih bernyawa dapat menemukan sebaik-baiknya keindahan sekaligus kebahagiaan bagi dirinya.

0 komentar:

Posting Komentar