Kesempurnaan Itu Bermakna Kekurangan

Sabtu, 29 April 2023

Hingga hari ini aku sering kali bertanya-tanya tentang apa bagian terpenting dari menjadi manusia. Ada yang berkata bahwasanya hidup menjadi manusia adalah sebaik-baiknya memberi dan mengasihi. Dan dalam versi lain ku baca bahwasanya menjadi manusia ialah menerima dan menjalani apa yang telah terjadi baik itu nasib maupun takdir yang telah ditentukan oleh sang Ilahi.



Namun pada akhirnya dalam lautan bahasa aku menemukan kata sempurna, yang sejauh ini difungsikan untuk mendeskripsikan sebuah imaji utopis yang tidak dapat seorang manusia untuk raih. Seakan sempurna ialah puncak tertinggi dalam standarisasi kehidupan menjadi manusia, untuk mencapai sempurna dan dilanjut kembali dengan disempurnakan.



Setelah ku pelajari lebih jauh tentang apa itu kesempurnaan ternyata ada sebuah bagian penting yang tertinggal, bahwa sempurna selalu erat dengan kekurangan. Keduanya membawa ku untuk melihat lebih jauh lagi sebuah aspek kekurangan dan kesempurnaan yang telah aku temui selama hidup di dunia ini, membuat ku bergegas pergi mencari arti dari setiap tragedi dan komedi dalam riwayat hidupku ini.



Dalam manusia kesempurnaan dan kekurangan bagaikan bagian puzzle yang terpisahkan dan setiap manusia mempunyai spesifik tersendiri dalam dirinya, dengan demikian menempatkan setiap manusia mempunyai bagian porsi kekurangan dan kesempurnaannya tersendiri, lantas apa fungsi bahagia jika manusia dalam hidupnya dibayang-bayangi oleh imaji kesempurnaan dan belenggu kekurangan.



Sekiranya sudah cukup sampai di sini mendefinisikan kosa kata kesempurnaan dan kekurangan, kini akan dilanjutkan dengan rentetan aksi mutilasi histori pengalaman hidup dari diri sendiri maupun orang lain, yang telah memberi banyak pembelajaran yang aku dapatkan dari buka obrolan di kala kota terlalu berdosa dan luka begitu mendalam di dalam sukma.



Aku menyangka apakah Tuhan dengan sengaja menciptakan berbagai macam bentuk rentetan problematik duka yang tersembunyi di dalam kapasitas setiap ciptaannya?. Entah apapun jawaban darinya kelak semoga ia dapat lekas menjawabkan dengan berbagai cara yang entah bagaimana akan ia tunjukan kepada ku dengan kuasanya.



Kali pertama aku percaya selain diberi kesempurnaan oleh Tuhan atas nafsu, raga dan akal, bahwa kesempurnaan yang datang setelahnya bagi manusia ketika lahir hidup dan datang di dunia adalah keluarga. Karena anggapku di sana semuanya dimulai, keluarga yang akan membentuk seorang bayi menjadi sesuatu di kala waktu bagi dirinya telah tiba.



Tidak lain menurut ku keluarga adalah suatu bentuk kesempurnaan universal yang setiap orang akan punya dalam hidupnya, namun fakta yang ku temui seiring berjalannya waktu. Dari yang ku dapat sejauh mata melihat dan setiap sesi berbagi cerita Tuhan seakan ingin menunjukkan warna-warni duka yang ada di setiap diri manusia dalam berkehidupan di dunia.



Nyatanya tidak semua orang mempunyai keluarga dalam definisi sempurna yang di dalamnya terkandung kebahagiaan dan keharmonisan, namun perihal tersebut akan dibagi menjadi masalah waktu. Ada yang dihadapkan dengan kelahiran tanpa seorang ayah maupun ibu, ada yang dibesarkan tanpa adanya kedua orang tua dan ada yang tumbuh dewasa melihat kedua orangtuanya cekcok dan berujung menjadi saksi atas opsi keberpisahannya.



Kondisi keluarga seakan bukan hal pasti walau itu satu-satunya harta terindah dan sumber kebahagiaan. Bahkan berkeluarga bisa cenderung hanya karena manusia ingin memenuhi kebutuhan biologisnya semata. Dan memicu munculnya fenomena di sudut-sudut kampung kota ini sebuah kelahiran seorang bayi berakhir ditinggalkan sendirian di pinggiran jalan.



Bagi beberapa orang keluarga sempurna bukan tentang faktor kelengkapan anggota keluarga, ada yang beranggapan keluarga sempurna ialah tentang faktor tanggung jawab yang ada di dalamnya, ada yang percaya keharmonisan adalah hal paling utama dalam keluarga. Sisanya menampatkan definisi keluarga sempurna ialah tentang momentum dapat makan dan menghabiskan waktu bersama-sama.



Namun kita tidak perlu mengambil peranan seakan menjadi sosok manusia paling tangguh bila bicara keluarga. Karena di sana yang menjadi sebuah awalan serta sejatinya lebih baik, untuk mengakui dosa kita atas sikap kecemburuan emosional terhadap apa yang engkau dan aku tidak dapatkan dari keluarga, lalu bergegas untuk dapat berdamai dengan diri sendiri untuk menerima dan menjalani sebaik-baiknya.



Dalam mencapai kesempurnaan ada harga yang harus dibayarkan baik dalam bentuk uang, waktu, dan tenaga. Demi zaman digital yang menampilkan kemudahan dan segala macam bentuk kemewahan hidup, dari berbagai macam kanal virtual yang perlahan menjelma menjadi candu bagai nikotin bagi alam khayal.



Uang bukanlah segalanya namun segalanya butuh uang, karena ialah sebuah bentuk kesombongan spiritual ketika manusia berkata bahwasanya tidak butuh uang dalam hidupnya. Bagaimanapun juga dalam kenyataan uang yang menjalankan tatanan dan kehidupan bermasyarakat, bahkan lebih jauh dari itu uang yang menentukan status sosial manusia dalam ranah lingkungan hidupnya.



Tidak jarang keadaan finansial menjadi tolak ukur kesempurnaan dan kekurangan dalam hidup manusia, selayaknya dosa dan amal ibadah, urgensi uang juga menyertai setiap keadaan manusia, menempatkan posisi kita hari ini berdasarkan keadaan finansialnya, karena adalah fakta keadaan finansial akan menentukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi.



Lihatlah ke wajah ibu kota berapa banyak mimpi yang kandas karena biaya, tanyalah pada kaum pinggirian tentang biaya administrasi yang merenggut jatah nasi. Setiap manusia mempunyai persoalannya tersendiri terhadap ekonomi bahkan seorang Bankir masih pusing berpikir tentang bagaimana sebuah cara baru untuk memonopoli arus transaksi yang terjadi tanpa engkau ketahui.



Sejatinya masing-masing dari kita mempunyai luka dan cara mengobatinya tersendiri dalam menghadapi problematika keuangan, memanglah agak sedikit menyedihkan bahwa faktor finansial dapat menentukan kesempurnaan dan kesenangan, namun beginilah dunia dewasa tempat di mana ambisi dan harapan ditata dan ditempa. Karena lahir dan hidup bertujuan untuk melihat kenyataan, maka sepenuhnya percayalah perihal kemungkinan bahwa mimpi indah bisa terwujud. Dan membandingikan keadaan tidak akan pernah menghasilkan apa-apa gapailah kesempurnaan itu dalam versimu.



Sesekali aku belajar untuk berkaca kepada para wanita kupu-kupu malam itu, tentang berapa banyak tamu yang harus ia jamu di setiap malam minggu untuk bisa menghidupi diri, keluarga dan melunasi hutang yang ia peroleh dari bandar sabu. Sepertinya dengan begitu aku bisa mengetahui bagaimana prosess ia mencapai kesempurnaan dalam hidupnya meskipun terikat dengan kekurangannya.



Dari itu semuanya cinta adalah bagian pelengkapnya, amatlah sia-sia bila manusia melupakan unsur cinta dalam lanskap sanubari kesempurnaan. Semua manusia berhak untuk jatuh hati, mencintai dan dicintai.



Lantas seperti apakah definisi kesempurnaan dalam cinta, perlu diketahui percintaan mempunyai berbagai macam kemungkinannya. Dan yang amatlah jelas cinta jauh lebih kejam dari pada perang, meski cinta adalah saling melengkapi dan mengisi kekurangan yang ada antar pribadi, cinta tetaplah berpotensi menjadi sumber konflik yang muncul jauh dari yang engkau prediksi.



Ada sebuah imaji yang tercipta dampak dari banyaknya serial drama dan berbagai sumber literasi yang rutin engkau konsumsi, menggambarkan kisah cinta yang amat sempurna. Sering kali membuat kali hati iri ketika membandingkannya dengan keadaan diri sendiri dengan sebuah karya fiksi yang jatuhnya juga hasil interpretasi imaji dari manusia yang menciptakannya.



Terkadang puisi-puisi terindah tentang cinta tercipta dari orang yang paling tersakiti hatinya. Sepertinya sudah saatnya bagi kita untuk segera berhenti menghisap candu imaji kesempurnaan cinta, karena perbedaan dan keadaan akan menunjukan cara dan jalannya sendiri dalam menghidupi cinta sebaik-baiknya, tanpa memaksakan kehendak pribadi kepada dia yang namanya terukir dalam hati.



Dalam berkehidupan kita tidak dapat membuat semua orang bahagia dan suka atas apa yang telah terjadi, bangunlah kebahagiaan dan kesempurnaan cintamu sendiri, engkaulah yang sepenuhnya mengerti dan akan menjalani untuk menghidupi bibit-bibit kasih sebagai sepasang kekasih, walau ada opsi berpisah di kemudian hari, maupun menjauh lusa nanti, semua harus jelas terdefinisi secara pasti dari pada memendam dan mengubur kejujuran isi perasaan dirimu sendiri.



Percayalah kita semua dapat belajar dari Rahwana, untuk membangun megahnya cinta meski berstatus bukan raja dan tanpa sebuah Istana. Meski dari dalam diri sendiri masih menjadi tempat bersamayam bagi banyaknya kekurangan dan keburukan yang ada maka abaikanlah. Orang yang jatuh cinta harus radikal sepenuh akal dan tindakan untuk menggapai kesempurnaan cintanya.

0 komentar:

Posting Komentar