Semakin berkurang usia diperlukan sebuah terapi dan perawatan sebagai pencegahan sakitnya jiwa, maka dari itu aku pilih aksara sebagai cara untuk mencapai suatu kondisi ketenangan batin dan raga melalui media kertas beserta goresan pena untuk menikmati suatu permainan abjad sederhana yang menenangkan sakitnya hati dan segala gundah ke dalam bentuk kata-kata.
Hingga tiba saat di mana aku mengenal puisi yang membuatku menyelam
lebih jauh lagi, dan darinya telah dimulai perjalanan panjangku mengilhami betapa
indahnya sebuah satuan sistem bahasa yang sempurna yang sejauh ini telah
menemani jalan peradaban manusia dari prosa rohani Rumi tentang cinta dan
pencipta hingga gelapnya Eropa.
Betapa gembira ketika dibawa lebih jauh untuk memahami tragedi
dan cinta melalui era Victoria dalam soneta Elizabeth Barret, membuatku merasa
bahwa kata adalah sebuah cara sempurna untuk mewakilkan jiwa di kala mulut dibungkam
sehingga tidak dapat lagi mampu berkata tentang betapa besar teduhnya rasa bersyukur
serta betapa kelamnya sebuah rasa kecewa.
Namun yang terpenting dari indahnya merangkai kata adalah
sebuah makna yang ada padanya, bukan tentang berapa banyak kata yang ada dalam
karya namun ada makna apa yang membuat karya literasi itu bernyawa, sehingga
dapat memberi warna kepada dunia dengan berbagai macam latar belakang yang berbeda
dari perjalanan hidup sang penciptanya.
Maka di sini aku bagaikan seorang pecandu narkotika aku
tidak pernah bisa lepas darinya, namun bila seandainya puisi, prosa dan rima
adalah bentuk lain dari narkotika maka sepenuhnya aku memilih untuk tidak
terlepas darinya karena bersamanya aku memperoleh sebuah ketenangan sehabis
doa-doa ku panjatkan ke hadirat Tuhan yang masih memberiku kemampuan untuk
membaca dunia dan menuliskan perasaan.
Bila Tuhan masih memberikanku izin untuk tetap hidup dalam 1
tahun lagi, 1 bulan, 1 minggu, 1 hari, 1 jam, 1 menit atau hanya beberapa detik
yang hanya akan singgah sesaat, maka percayalah bahwa aku sepenuhnya telah
merasa hidup untuk menikmati kesadaran walau memilih kegilaan sebagai caraku menjalani
& memaknai kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar