Bercerita adalah salah satu cara untuk memperoleh cahaya dalam gelapnya kombinasi masalah, maka terpujilah mereka yang memperoleh posisi istimewa sebagai orang yang dijadikan tempat bercerita, karena cerita bukan hanya sekedar kata-kata belaka melalui bicara atau media, semuanya adalah bagian dari rasa yang mengandung gelisah dan penuh rasa tanya.
Bagi yang bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk menyimak sebuah cerita maka akan memperoleh ganjaran berupa sebuah
makna, karena esensi dari cerita lebih dari sekedar daun telinga, menyimak
mereka yang bercerita adalah bentuk penghormatan tertinggi dalam tata krama indra
manusia, sehingga sudah sewajarnya apabila cerita tidak bisa dibagikan begitu
mudah untuk siapa saja.
Dari yang mati hingga yang bernyawa akan selalu mempunyai
cerita baik itu tentang perihal suka ataupun duka, tapi bagi manusia yang akan
terus mewarisi predikatnya sebagai makhluk yang tidak bisa lepas dari rasa,
karena setiap hembus nafasnya layaknya mewakilkan tanda koma di kalimat sebuah
cerita yang menarik bila dibaca.
Bercerita dan mencinta mempunyai sebuah persamaan yaitu
keduanya tidak bisa dipaksakan, karena setiap apa yang terucap oleh mulut adalah
kalimat yang mewakilkan rasa terhadap realita dunia yang penuh tanda tanya, dan
akan menuntut keberserahan diri terhadap rasa tanya agar tidak tersesat dalam kecacatan
logika saat menafsirkan sebuah makna dari suatu penggalan bagian cerita.
Terpujilah bagi diri yang dijadikan tempat mengadu
kegundahan dan gelisah orang lain, karena ketika bila ada orang yang bersedia
membagikan ceritanya maka sudah sewajibnya bagi dirinya untuk mendengarkan
serta menjunjung tinggi pertanggung jawaban akan reaksi dan respon terhadap
cerita yang dengan penuh ketenangan hati ia bersedia untuk bagikan dan uraikan.
Walau berada di realita yang sama namun soal rasa
terhadap suka dan duka adalah perkara yang berbeda, sehingga sangat disayangkan
apabila seseorang dibutakan dalam canda dalam menyikapi sebuah cerita, karena
tanggapan berlandas unsur kebijaksanaan adalah sesuatu yang didambakan untuk
menjadi obat sekaligus jawaban terhadap perasaan yang telah terluka secara
berkelanjutan oleh kenyataan.
0 komentar:
Posting Komentar