Guru Manusia

Sabtu, 27 November 2021

Bagi sebagian besar orang memahami bahwasanya pengalaman adalah guru terbaik bagi manusia, namun apakah komposisi dari pengalaman sehingga dapat dijadikan sebagai guru bagi manusia dalam menghadapi problematiknya sehari-hari menjalani kenyataan yang menuntut siapa saja untuk terus berkembang dan lebih bijaksana dalam menghadapinya.



Walau manusia telah dikarunia akal & kemampuan memfilter oleh tuhan, tidak ada jaminan bahwa setiap kejadian akan menjadi pembelajaran, sebab sampai kapanpun manusia tidak akan pernah belajar apapun dari pengalaman bilamana permaknaan terhadap suatu kejadian hanya sebatas indra belaka, dan sampai kapanpun kejadian yang ia alami hanya sebatas kejadian tanpa adanya makna dan pembelajaran baginya.

 


Walaupun sebuah kejadian tersebut sering meninggalkan luka dan duka bagi manusia, tanpa adanya hikmah yang dipahami kejadian tersebut hanya berakhir menjadi histori dan cerita pengantar tidur dari generasi ke generasi yang suatu hari nanti membasi, bila adapun pencapaian tertingginya hanyalah menjadi bunga mimpi di negeri imaji.

 


Apabila pengalaman adalah guru terbaik, sudahkah manusia telah mempersiapkan diri agar mampu menerima & mempelajari sebaik-baiknya? Selayaknya menjaga harga diri sebagai makhluk yang diberkahi daya eksplorasi & kemampuan berliterasi untuk memahami & mempelajari sekaligus mencari solusi dari berbagai sisi.

 


Apakah mungkin selama ini kita nyaman untuk bersikap hanya pasrah & berserah diri terhadap hagemoni dalam intisari histori, dan hanya bisa berkata setuju sambil tertunduk & mengangguk atas setiap teori yang telah dimanipulasi untuk disuguhi kepada kita sejak dini hari atau mungkin semenjak dari cabang bayi, yang masih kita adopsi sebagai nilai kebenaran sampai terbaring di liang lahat pada suatu hari nanti.

 


Apakah manusia masih butuh waktu lebih lama lagi? untuk menanamkan sebuah kesadaran massal bagi generasi yang hampir mati tenggelam dalam propaganda teragenda aliansi media dan televisi, yang kian menjelma menjadi tuhan pola pikir yang telah diadopsi menjadi nilai hakiki dan pedoman umum setiap pribadi, dan bagi siapapun yang menagih hak asasi sudah seharusnya bersiap dengan konsekuensi hukuman mati karena memilih berbeda di tengah lautan keseragaman yang dipaksakan.

0 komentar:

Posting Komentar