Untukmu, Kekasih Abadiku

Sabtu, 30 Oktober 2021

Aku berada tepat di atas puncak menara ini, setiap hari diriku disuguhi hangatnya mentari dan tenang serta dinginnya warna biru laut samudra, bagiku keduanya adalah hal luar biasa mahakarya sang pencipta, yang kehadirannya menumbuhkan harapan bagiku agar dapat segera pergi dari puncak ini untuk dapat kembali menghidupi mimpi dan memperjuangkan realita dalam hidup ini.

 


Hingga pada akhirnya hari yang telah lama ditunggu telah tiba, hari di mana sejarah mencatat kala diri ku dengan berani dan penuh rasa percaya diri mengarungi langit yang disambut hangatnya mentari beserta simfoni ombak laut samudra yang memandangku dari bawah melihat betapa senangnya diriku bebas di atas awan.

 


Kini aku telah terbang dan melayang, dengan leluasa aku dapat mendekati sang mentari maupun sang samudra, aku merasakan kebahagiaan dan kesenangan yang amat begitu luar biasa, aku memutuskan untuk mencoba terbang lebih tinggi lagi demi sekaligus mencari hal lebih sembari menyampaikan ucapan terima kasih atas segala kehangatan yang telah mentari beri.

 


Di atas sana aku dapat melihat dengan jelas betapa luasnya samudra beserta simfoni ombak yang begitu lapang untuk menerima siapa saja dalam dingin dan misterinya, namun tanpa aku sadari diriku telah terhipnotis yang membuat ku berlarut dan terpukau oleh rasa kesenangan, kehangatan dan kebahagiaan yang diberikan oleh sang mentari.

 


Maka tragedi itu terjadi, aku terlalu mengejar kesenangan serta segala hal yang sang mentari beri, perlahan sayapku rusak dan meleleh yang mengakibatkan diriku lepas kontrol dan kehilangan kendali, kini aku hanya bisa berserah diri menikmati setiap detik jatuhnya diri ini ke dalam pelukan samudra yang sama sekali tidak pernah aku beri atensi.

 


Aku jatuh dan menggetarkan ketenangan samudra, dengan penuh kelapangan hati samudra menenggelamkan diriku, ia menuntun ku menuju dasar untuk mengajari ku lebih baik lagi tentang batasan, kerendahan dan keterbukaan, sekaligus ia kini telah menjelma menjadi tempat kembali bagi ku.yang begitu terobsesi pada sang mentari.

0 komentar:

Posting Komentar