![]() |
| To Mama |
kuingin mengabadikanmu sepenuhnya
sebagaimana Arca Kertanegara di Surabaya
tak banyak rencana yang mungkin aku bisa
karena bagimu aku tetaplah anak tak berdaya
kasihmu akan abadi sepanjang masa
namun aku merasa semua terdefinisi tuntas di kala
dongeng pertama yang engkau baca
judul buku pertama yang engkau beri jauh sebelum saya bertemu dengan layar kaca
tentang malam yang bersama kita habiskan
membujuk rezeki di pusat Jakarta pinggir jalanan
segala persoalan bersama kita dihadapkan
tentang keuangan hingga Preman
di dunia aku ingin agar kau hidup lebih lama
agar dapat melihatku di sini berprosess tumbuh dan menua
entah nanti aku menjadi seperti yang engkau damba
atau berakhir menjadi korban kebrutalan polisi dan tentara
hidup bukanlah tentang seremoni keberhasilan
namun juga tentang merayakan kegagalan
tapi lebih dari itu ada sebuah alasan
untuk bersama menghadapi yang diluar dugaan
aku tak pernah bermaksud menyakitimu
namun salahkah bila aku bertanya
apakah manusia dan tata krama masih ada esensinya?
jika Iya mengapa manusia begitu bengisnya?
seperti penggusuran yang memberikanmu air mata
lantas pedoman apa yang harus aku percaya?
kala kesulitan hidup tak lebih teater sandiwara semata
apakah palu dan arit akan menjadi jawabnya?
entahlah aku hanyalah anakmu semata
yang hanya mengenal dunia dalam dua warna
tangis dan marah, maki dan dusta
meski di sana masih tersisa kasih dan cinta
kau mengajari ku tentang titik zero
aku hanya tersenyum bagai Augustus Pablo
membiasakan membangun dari berangkal
meski tersungkur dan kembali memulai dari awal
apa yang kau tanam kini datang
bukan melulu soal uang
namun semangat untuk berjuang
saat orang berkata bahwa saya tidak mempunyai peluang
kau tersenyum kepadaku
tapi di matamu ada tatap pilu
lalu kau dekapku dipelukmu
kau berbisik kepadaku
maaf nak bila hidupmu penuh dengan duka
tidak seharmonis keluarga di rumah tetangga
namun semua ada skenarionya
dan kita adalah tokoh utama dalam ceritanya
aku ingat tempat tinggal kita pertama
di sebuah jalan Cikarang pada belokan pertama
yang kita harap akan menjadi tempat bersama
sebuah keluarga kecil sederhana untuk menua bersama
ternyata hidup mempunyai beragam skenarionya
dan perpisahan yang dibenci oleh Tuhan
telah dipilih untuk menjadi jawabannya
dan setelahnya urusan menerima keadaan
meski bahagia adalah hak setiap manusia
mencapai bahagia mempunyai harga dan caranya
mencoba untuk menerima dan berkompromi
terhadap hidup dan kenyataaan yang sulit untuk diterima dan dimengerti
meski sulit aku akan terus hidup dengan imaji
melontarkan luka ke dalam bait puisi
mengkonversi sedih menjadi simfoni
menghidupi sepi dengan menikmati sunyi
aku akan menjaga senyummu
agar tidak layu menjadi palsu
aku berjanji untuk setiap haru
akan menjadi harapan baru
tersenyumlah untuk hari ini
tersenyumlah untuk esok hari
tersenyumlah untuk seterusnya
karena ada september yang menantimu di tahun selanjutnya

0 komentar:
Posting Komentar