“ Andai bisa ku rangkai angkasa, dan ku tulis perasaanku padamu. Akan ku tuang hingga batas maksimal kemampuanku. Agar kau mau mengerti, dibalik semua cerita, nada, bahasa, yang pernah ada; Ku tak akan pernah melupakanmu “ - Thufail Al Ghifari
Hampir di setiap malam kamu menangis meratapi dan berupaya mengobati hati yang terluka untuk kesekian kalinya. Rasa sedih, marah dan kecewa telah menjadi kawan bagi hati, perasaan dan jiwa mu.
Dan kini kamu telah berulang kali tersakiti dan dikecewakan dengan cara yang sama dengan orang yang sama maupun dengan orang yang berbeda, namun dengan baiknya kamu masih memberikannya kesempatan dengan harapan ia bisa lebih baik dalam memperlakukan dan menerima dirimu.
Walaupun sering bersedih rupanya hatimu tidak mudah terpatahkan, yang ku tau kamu selalu berupaya belajar dari setiap kejadian yang telah kamu hadapi dalam urusan perasaan dan romansa.
Jatuh dan bangkit, dengan langkah sederhana kamu selalu berupaya mewujudkan kebahagian untuk dirimu sendiri, tanpa ragu kamu memulainya dari awal kembali, dengan orang yang sama ataupun dengan orang yang baru saja hadir dalam hidupmu.
Tidak peduli seberapa sering kamu tersakiti, kamu selalu menguatkan diri untuk membuka pikiran dan hati untuk bangkit kembali dari keterpurukan kehidupan romansamu yang telah dikecewakan untuk yang kesekian kalinya.
Kamu adalah penjudi terbaik dan terhebat yang pernah aku temui. Demi cinta dan kebahagiaan kamu rela mempertaruhkan, memberikan dan mendedikasikan segala yang kamu miliki untuk orang yang kamu cintai walaupun ada kemungkinan kamu dikecewakan di kemudian hari.
Bagaikan bertemu cinta sejati, tanpa mempertimbangkan untung dan rugi kamu menerima dirinya sepenuh hati, tak perduli apa yang dikatakan orang, sebab yang kamu inginkan hanya berdua dengannya sepanjang waktu dalam keseharianmu.
Namun kamu juga sering disakiti oleh dirinya, secara perlahan dia mengeksploitasi dirimu, dimulai dari materi, raga dan perasaan, yang selama ini telah kamu percayakan kepadanya, dan hebatnya kamu masih teguh untuk bertahan dan menghadapi sifatnya.
Kamu masih tetap memaksakan untuk tetap bertahan walaupun sejatinya perasaanmu sudah tidak tahan, perlahan kamu mulai meneteskan air mata dan memberanikan diri untuk berterus terang kepadanya untuk mengakhiri ini semua.
Dan kini kamu sudah terbebas darinya, namun luka yang dia tinggalkan jauh lebih dalam dan sakit dari yang sebelumnya, yang membuat kamu gelisah dan resah disepanjang malam ketika kamu menyadari bahwa kamu memilih cara yang salah untuk mencapai kebahagiaan.
0 komentar:
Posting Komentar